Bapak/
Ibu yang dirahmati Alloh SWT. sudah kita ketahui bersama bahwa Alloh mewajibkan
ibadah shaum kepada orang beriman tujuannya adalah agar menjadi orang-orang
yang bertaqwa, seperti dalam QS.2:183, sbb:
Siapa
orang-orang bertaqwa itu? . Bapak/Ibu yang dirahmati Alloh, banyak ayat dalam
Al-Quran yang menyebutkan ciri-ciri orang-orang bertaqwa itu, yang salah
satunya terdapat dalam QS 3:133-134 sbb:
Pada
kali ini marilah kita sama-sama merenungkan keindahan dan keagungan makna yang
terkandung dalam firman Alloh di atas. Alloh SWT merangkaikan kata menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang.
Berikut ini adalah penjelasan yang ditulis oleh Dr. Isnawati Rais,
MA.:
Menahan marah
Perilaku orang yang bertakwa adalah mampu menahan marah dengan
tidak melampiaskan kemarahan walaupun sebenarnya ia mampu melakukannya. Kata
al-kazhimiin berarti penuh dan menutupnya dengan rapat, seperti wadah yang
penuh dengan air, lalu ditutup rapat agar tidak tumpah. Ini mengisyaratkan
bahwa perasaan marah, sakit hati, dan keinginan untuk menuntut balas masih ada,
tapi perasaan itu tidak dituruti melainkan ditahan dan ditutup rapat agar tidak keluar perkataan dan tindakan yang tidak baik. (Quraisy
Shihab, Tafsir al-Misbah, II, hal. 207).
Memaafkan
Memaafkan berarti menghapuskan. Jadi seseorang baru dikatakan
memaafkan orang lain apabila ia menghapuskan kesalahan orang lain itu, kemudian
tidak menghukumnya sekalipun ia mampu melakukannya. Ini adalah perjuangan untuk pengendalian diri yang lebih
tinggi dari menahan marah. Karena menahan marah hanya upaya menahan sesuatu
yang tersimpan dalam diri, sedangkan memaafkan, menuntut orang untuk menghapus
bekas luka hati akibat perbuatan orang. Ini tidak mudah, oleh karena itu
pantaslah dianggap perilaku orang bertakwa.
Saya mengaris-bawahi bahwa rasa marah/ sakit hati yang
tertahan baru akan terhapus jika disertai dengan memaafkan.Subhanalloh sungguh
indah luarbiasa Alloh merangkai dua kata ini tidak dengan sembarangan tetapi
punya maksud dan makna yang sungguh Agung. Dan ini dipakai di dunia kesehatan oleh
para terapis untuk upaya membantu pasien-pasiennya. Salah- satunya adalah yang
diungkapkan Adi.W Gunawan sbb:
“Ada sangat banyak teknik terapi. Namun dari sekian banyak
teknik, Forgiveness Therapy, adalah salah satu yang paling dahsyat efeknya.
Terapi yang dilakukan tanpa diakhiri dengan memaafkan adalah terapi yang tidak
tuntas.”
Bapak/Ibu yang dirahmati Alloh SWT, pada kesempatan yang
singkat ini ada 3 poin yang harus ditekankan ialah bahwa:
1.
Memaafkan itu untuk diri sendiri
Memaafkan kesalahan orang lain itu bukan untuk orang yang
menyakiti kita tetapi untuk diri kita sendiri. Sakit hati itu yang luka adalah
hati kita dan memaafkan adalah menyembuhkan luka hati kita sendiri.
2.
Memaafkan harus pada level pikiran
bawah sadar.
Sebagaimana
pengetahuan yang berkembang tentang pikiran manusia itu terbagi dua, (1)
pikiran sadar (2) pikiran bawah sadar. Apabila memaafkan dilakukan pada level pikiran
sadar, maka tidak akan bisa efektif. Memaafkan harus dilakukan pada level pikiran
bawah sadar. Mengapa perlu melakukan pada level pikiran bawah sadar?.
Jawabannya karena emosi dan memori letaknya di pikiran bawah sadar. Kita perlu
masuk lokasi yang tepat, ke pikiran bawah sadar, untuk melakukan forgiveness.
Dengan cara ini baru bisa efektif, efisien, dan permanen hasilnya.
Contoh ilustrasi:
seseorang yang menurut pikirannya bahwa dia sudah memaafkan orang yang
menyakitinya, tetapi pada kenyataannya saat dia bertemu dengan orang itu dia
merasa tidak nyaman, atau ada perasaan lain yang mengganjal.
3.
Lakukan juga memaafkan diri sendiri.
Bapak/ibu yang dirahmati Alloh SWT. kita harus bersedia
menerima segala kesalahan yang pernah kita lakukan, memberikan kesempatan
kepada diri sendiri untuk belajar dari kesalahan itu, mengijinkan diri kita
untuk memulai lembaran hidup baru, bersedia menghargai dan mencintai diri kita
apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, maka pada saat itu kita
telah sembuh.
Apa ciri-ciri
bila rasa marah atau sakit hati itu
sudah sembuh?
Buya Nur menyebutkan bila
kita sudah memaafkan ada dua ciri utama, yaitu:
1. Perasaan lega / plong / ringan, karena memang bebannya telah lepas.
2. Tak ada hambatan psikologis untuk berinteraksi kembali.
Jadi, bila 2 ciri
ini belum ada, itu tanda kita belum memaafkan
Akhirnya mari kita merenungkan satu ayat lagi tentang memaafkan,
yaitu pada QS Anuur:22, sbb:
Subhanalloh,
Sungguh indah Alloh merangkai kata memaafkan dan berlapang dada yang
menunjukkan bahwa memaafkan itu harus menjadikan dada menjadi lapang, lega atau plong seperti
pada 2 ciri utama di atas.
Dan
yang terakhir hendaklah dalam memaafkan itu disertai motivasi atau niat yang
kuat untuk mencari ampunan Alloh SWT.
Marilah
kita sama sama berlatih untuk menjadi pribadi yang pemaaf sehingga kita selalu
dalam ampunan atau magfiroh Alloh SWT. Amiin.
Wallohu
‘Alam.
MARI HIDUP SEHAT BERSAMA ENERGZE WATER.. !