Bapak/Ibu
calon penghuni surga rohimakumulloh....apa kabar Ibu/Bapak....Masih tetap
semangat?...Insya Alloh....
Ketika
membicarakan surga....saya teringat pada kisah seorang laki-laki anshor yang diberitakan oleh Rasululloh SAW. kepada
sahabat2 lainnya (Anas bin Malik) sebagai calon penghuni surga ....maka singkat
cerita diadakan penyelidikan /pengamatan untuk mencari tahu amalan2 apa yang
menyebabkan orang itu bakal masuk surga ....tetapi setelah dilakukan pengamatan beberapa hari
dan juga pada malamnya (Anas bin Malik menginap dirumah laki-laki Anshor) hasil pengamatan Anas bin
Malik disimpulkan
bahwa orang itu tidak memiliki amalan yang istimewa bahkan biasa biasa saja...saking
penasarannya maka Anas bin Malik menanyakan langsung kepada orang
itu,”Sebenarnya amalan apa yang menyebabkan Anda dijuluki calon penghuni
surga?”...maka jawab orang itu,”Wahai sahabat, seperti yang engkau lihat dalam
keseharianku; aku seorang muslim biasa dengan amalan biasa pula. Namun ada satu
kebiasaanku yang dapat aku sampaikan padamu. Setiap menjelang tidur, aku selalu
berusaha membersihkan hatiku.Kumaafkan orang-orang yang menyakitiku, kubuang
semua perasan iri, dengki, dan perasaan buruk kepada semua saudaraku sesama
muslim. Hingga aku tidur dengan tenang, hati besih dan ikhlas. Barangkali
itulah yang menyebabkan Rasulloh SAW menjuluki aku demikian....”
Bapak/Ibu
yang dirahmati Alloh kita sering mendengar cerita ini...dan kita sudah tahu
bahwa hikmah dari kisah ini adalah tentang dahsyatnya memaafkan....kenapa
memaafkan ini dahsyat?...ya..karena balasannya surga....
Tetapi....Memaafkan
itu tidak mudah..Bapak/Ibu... Mungkin Bapak/Ibu pernah mengalami atau mendengar
pengalaman saudara kita yang mengatakan, “Saya itu sudah memaafkan si ibu/si bapak
itu”....”tetapi ketika saya ketemu dengannya...koq ada perasaan tidak nyaman...bahkan
kalo bisa ..saya menghindar untuk ketemu dia....”
Dari
kalimat pernyataan itu apakah dia sudah benar-benar memaafkan?
Bagi
saya ini mengusik keingin-tahuan saya untuk menggali lebih dalam di satu sisi tentang kenyataan
sesungguhnya di kehidupan sehari-hari betapa
tidak mudahnya kita memaafkan kesalahan
orang lain apalagi orang itu nyata-nyata telah menyakiti hati kita.....dan
kemudian di sisi lain mencari cara bagaimana
memaafkan itu menjadi mudah...
Bapak/ibu
kemudian Saya membaca tulisan dari Bapak
Adi.W.Gunawan (seorang pakar hipnoterapi) beliau menulis, “ memaafkan itu harus pada level
pikiran bawah sadar...bukan hanya pikiran sadar....kenapa? menurut beliau,karena emosi dan memori/ingatan tentang suatu kejadian (termasuk yang
menyakitkan) itu ada di pikiran bawah sadar....kita perlu masuk ke lokasi yang
tepat kepikiran bawah sadar untuk melakukan forgiveness/memaafkan. Dengan cara
ini baru bisa efektif, efisien dan permanen hasilnya....”
Kalo
Bapak/Ibu masih sedikit asing dengan istilah pikiran bawah sadar....izinkan
saya menjelaskan tentang teori pikiran manusia yang berkembang saat
ini...menurut teori ini bahwa pikiran manusia itu terbagi dua yaitu pikiran
sadar dan pikiran bawah sadar....atau mungkin hampir sama dengan sebutan alam
sadar dan alam bawah sadar.....bapak/ibu pikiran bawah sadar ini bukan berarti “pikiran tidak sadar” tetapi pikiran
bawah sadar ini pikiran yang keberadaaannya tidak kita sadari...dan menurut
penelitian diketahui bahwa pengaruhnya
pada kehidupan manusia ...pikiran sadar hanya menyokong porsi 12%
sedangkan pkiran bawah sadar 88%.
Untuk
membuktikan bahwa pikiran bawah sadar ini lebih kuat.....saya mengambil contoh
sbb: Bapak/Ibu senang nggak minum es cendol?....seneng...wah segar ya...
Tapi
sekarang coba bapak/ibu maaf....minum es cendolnya tidak pake gelas tapi pake
pispot?......pispot baru...ibu/bapak...Nah..kalo ibu /bapak tidak sanggup
meminumnya atu tidak seenak kalo pake gelas...itulah pengaruh pikiran bawah
sadar.....karena di pikiran bawah sadar sudah mengenal kalo pispot itu untuk.....
Begitu
juga dalam memaafkan, kalo memaafkan...hanya pada pikiran sadar tetapi pikiran
bawah sadarnya belum....maka pikiran bawah yang
kuat yang akan muncul sehingga... akan merasakan tidak nyaman atau
berusaha menghindari orang atau kejadian serupa....
Bapak/Ibu
bahwa ketika pikiran bawah seseorang tidak mampu memaafkan....apalagi ketika
kejadian itu sangat serius...itu akan membekas hingga berpengaruh pada
kehidupan sehari-hari....bisa berpengaruh pada kesehatan, perilaku dll...saya
ambil contoh kejadian nyata..ada seorang Bapak usianya 51 tahun...dia kalo
berbicara gagap...dan ternyata setelah
melalui sesi terapi terungkap bahwa pada saat usia 3 tahun ada kejadian saat
dia menangis...kemudian disuruh diam tetapi anak ini terus saja menangis kemudian
dimarahin habis-habisan/ dibentak-bentak supaya diam...diancam dipukul kalo dia
tidak diam.....ya karena maklum kanak-kanak terus saja menangis.....ya
terjadilah pemukulan....sejak saat itulah
dia jadi gagap kalo bicara....bapak/ibu bisa bayangkan selama 48 tahun
dia tidak mampu memaafkan bapaknya....dan dia menderita gagap bicara....
Bapak/Ibu..saya
tidak menganjurkan untuk menjalani sesi
hipnoterapi....untuk mencapai pikiran bawah sadar agar mudah untuk memaafkan...Subhanalloh....ternyata
rahasianya ada pada kisah sekaligus hadist tadi.....ibu/bapak....sebagaimana
sahabat anshor di atas...dia bilang “Setiap menjelang tidur, aku selalu
berusaha membersihkan hatiku.Kumaafkan orang-orang yang menyakitiku, kubuang
semua perasan iri, dengki, dan perasaan buruk kepada semua saudaraku sesama
muslim. Hingga aku tidur dengan tenang, hati besih dan
ikhlas”...Ternyata...saat menjelang tidur itulah...pikiran bawah sadar terbuka ....sehingga
memaafkan pada saat itu akan cepat menghapus luka-luka sakit hati kita...
Bapak/Ibu
...yang sudah rutin melakukan tahajud/shalat malam ...di saat itulah saat terbaik untuk
melakukan doa termasuk memaafkan orang lain....dan membersihkan hati dengan
istighfar....
Bapak/ibu
yang selain kita memaafkan orang lain kita juga perlu memaafkan diri
sendiri....karena tidak menutup kemungkinan pada saat kita punya keinginan
sering menuntut terlalu keras kepada diri sendiri...menghukum diri sendiri jika
tidak tercapai....dan akhirnya timbulah keluhan berupa penyakit...tidak
memaafkan diri sendiri juga akan timbul masalah......Ada cerita nyata juga yang
dialami teman saya di tempat kerja...teman saya ini sudah menikah dan punya
anak yang masih belum sekolah...teman saya bersama istrinya
merantau di bandung dan anaknya dititipkan di orang tuanya di
jawa...satu saat dia sakit kulit
(semacam borok) sudah berobat ke dokter dan ternyata Alloh belum memberi kesembuhan...berobat ke doketr lain borok itu
tidak juga mau sembuh..... Kemudian satu saat dia menceritakan kepada saya
tentang penyakitnya yang tidak sembuh sembuh....saya waktu itu cuma
bertanya..mungkin ada keinginan yang belum kesampaian?.... dia kemudian
...mengingat ingat (dalam keadaan tenang)...dan kemudian dia jawab,”Oh...pak
saya ini punya anak di jawa...saya merasa bersalah suka keingatan terus kalo
nanti anaknya masuk sekolah ingin diantar bapak/mamahnya...” .... kemudian
waktu itu saya hanya menyarankan untuk berpasrah karena mungkin belum
saatnya..dan..tidak menyesali tentang keadaan diri yang belum bisa menjadi
orang tua sepenuhnya...dan coba sugestikan(katakan dalam hati) pada diri sendiri bahwa Alloh akan menyembuhkan
penyakitnya..Alhamdulillah teman saya ini kemudian bisa sembuh......
Ternyata
Bapak/Ibu dalam ilmu kesehatan itu ada yang namanya penyakit psikosomatik..sebenar nya pikiran sadar itu bekomunikasi dengan
bawah sadar melalui lima cara , tetapi umumnya pikiran
bawah sadar menyampaikan pesan
melalui perasaan dan emosi tertentu. Bila emosi ini tidak ditanggapi atau
diperhatikan maka ia akan menaikan level intensitasnya menjadi suatu bentuk gangguan fisik dan terjadilah disebut
dengan penyakit psikosomatis……
Akhirnya
marilah kita menyimak ayat Al-Quran tentang ciri-ciri orang bertaqwa itu
diantaranya adalah menahan amarah
dan memaafkan orang lain seperti
dalam QS.3:133-134:
dan bahwa ciri-ciri orang yang
benar-benar memaafkan itu dadanya menjadi lapang seperti dalam QS. 24:22.:
Wallohu’alam.
MARI HIDUP SEHAT BERSAMA ENERGZE WATER.. !