Saya hari ini bahagia sekali, pasalnya saya baru saja berhasil melakukan hypnosis pada seorang teman saya sebut saja AH. Ini adalah kali pertama saya mencoba kemampuan hypnosis saya pada orang lain. Selama ini saya belajar dan mempraktekan hypnosis kepada diri sendiri atau orang biasa menyebutnya self-hypnosis.
Sebenarnya saya ingin langsung meceritakan pengalaman saya ini, tapi saya coba bersabar untuk tidak terburu-buru.Saya ingin ceritakan dulu mengenai bagaimana saya punya semangat kembali untuk menekuni hypnotherapy ini. Jujur saja, saya sudah kira-kira dua tahun mengenal hypnosis ini tetapi tidak berkembang, malah cenderung menurun semangat saya untuk mempelajarinya, pasalnya saya tidak cukup pe-de (percaya diri). Ya, dalam hati saya masih ada keraguan akan kemampuan saya. Maklum saya sebenarnya orangnya pemalu, tidak mudah kalau melakukan komunikasi dengan orang lain khususnya orang yang baru saya kenal. Ya ampun, bagaimana saya bisa maju kan!, kalau terus-terusan tidak pe-de.
Alhamdulillah, Alloh SWT. memberi jalan kepada saya untuk memperbaiki sifat saya yang satu ini. Di kantor, saya orang yang diberi kepercayaan untuk jadi pelatih/ instruktur. Rupanya inilah cara pertama bagaimana menumbuhkan pe-de saya, yaitu dengan mengenali dan fokus pada kelebihan saya. Melalui renungan, saya mulai tahu apa kelebihan saya, kemudian mencoba berbagi kepada orang lain dengan apa yang saya punya. Coba bayangkan kalau saya berpikir terus mengenai kekurangan saya, kapan saya bisa bisa melatih orang?.
Kedua, pe-de saya tumbuh dengan mulai membiasakan bersyukur. Saya diberi ilmu oleh Alloh salah satunya melalui ”universitas kehudupan”. Ya, dengan saya belajar dari kehidupan dan mengambil hikmah atas setiap kejadian, saya mendapatkan ilmu dari-Nya. Rupanya paradigma syukur saya selama ini adalah keliru. Selama ini saya bersyukur kalau saya dapat hadiah, dapat gaji besar, atau yang sifatnya materi saja. Padahah, sebenarnya Alloh memberi saya limpahan karunia yang tidak terihtung banyaknya. Saya mulai membayangkan berapa banyak rupiah yang harus saya keluarkan untuk berlatih menjadi seorang trainer. Sementara, saya diberi Alloh dengan gratis lewat kesempatan yang Alloh berikan kepada saya. ”Alhamdulillahi-Robbil-‘Alamiin, saya mengucap syukur padaMu yaa Alloh, atas karuniaMu yang Engkau berikan kepada saya yang tak terhingga banyaknya. Salah satu kaunia Engkau yaitu pada hari ini tanggal 8 April 2009 Engkau beri saya pengalaman sangat berharga. Engkau telah mengirim bagi saya seorang klien”.
Mudah-mudahan ungkapan syukur saya menghantarkan saya kepada cita-cita menjadi seorang terapist, karena saya meyakini firman Alloh ”Barang siapa kamu bersyukur, pasti akan Aku tambah”. Kalau orang Barat sana bilang , ”a succsess breeds success”.
MARI HIDUP SEHAT BERSAMA ENERGZE WATER.. !